Senin, 24 Oktober 2016

Pura Vaikuntha Vyomantara

                                                           Pura Vaikuntha Vyomantara
Pura Vaikuntha Vyomantara berada di komplek Pangkalan TNI AU Adi Sucipto Janti Sleman Jogjakarta. Pura ini tidak saja diperuntukkan untuk warga di kesatuan TNI AU, namun juga sebagai Pura untuk umum di mana umat dari di luar juga dapat mengikuti persembahyangan di Pura ini yang biasanya dilaksanakan tepat pada pukul 17.00 setiap rerahinan Purnama dan Tilem. Pura Vaikuntha Vyomantara letaknya yang berada di dalam komplek Pangkalan TNI mengharuskan kita melewati pos penjagaan, tapi cukup dengan mengatakan akan ke Pura maka kita dipersilahkan untuk lewat. Bangunan pura sangat luas dan saat ini masih berada dalam tahap pengembangan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pura Vaikuntha Vyomantara di Pangkalan TNI AU Adisutjipto yogyakarta,dibangun diatas Lahan seluas + 5000 m2 ( 50 Are ) yang  berlokasi di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Bantul,  Yogyakarta yang bersebelahan dengan Museum Dirgantara Mandala TNI AU Yogyakarta. Dalam perawatan  pura sehari-hari dilaksanakan oleh   pembinaan mental TNI AU, bersama-sama dengan Paguyuban Umat Hindu Lanud Adisutjipto “Dharma Laksana” sebagai pengempon pura . 
Alamat: Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198

 Akses: Perjalanan dari Jogja kira-kira membutuhkan waktu 20 menit dan jalur yang dilewati adalah jalan kearah barat dari terminal Jombor. Jarak menuju Pura sekitar 7 km dari terminal. Odalan di Pura ini dilaksanakan pada Tilem ke wolu, sehari sebelum hari raya Imlek. Penyungsung Pura kebanyakan adalah umat setempat. Pura berdiri pada lahan yang cukup luas dan telah memiliki fasilitas pendukung berupa gedung pertemuan dan penyimpanan serta kamar kecil. Selain kegiatan persembahyangan di Pura ini juga diadakan kegiatan diskusi rutin setiap minggu yang dilaksanakan oleh para pemudanya.

Sejarah:
Nama Pura “Vaikuntha  Vyomantara”

Vaikuntha  artinya Inkarnasi Shri Wisnu, yang diliputi oleh Maya, tanaman Suci atau Shri Wisnulah yang menyatukan ke-33 Dewa yang menjaga semesta alam.
Vyomantara  artinya  Angkasa, Loka, Luhuring Acintya

Jadi Pura Vaikuntha Vyomantara artinya  alam dimana dewa Wisnu mencapai kesempurnaan tertinggi, luhuring Acintya,pura angkasa yang penuh dengan tanaman suci dan tempat untuk mencapai ketenangan,kebijaksanaan dan pengetahuan suci ( kitab Suci Wisnu Purana )

Upacara Pawedalan pura Vaikuntha Vyomantara

Hari Pawedalan Pura Vaikuntha Vyomantara  di Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta dilaksanakan setiap tahun sekali bertepatan dengan Purnama  yaitu “ Purnamaning Sasih Kedasa

Pura  Vaikuntha Vyomantara di Lanud Adisutjipto  Yogyakarta  dibangun atas kebutuhan  umat Hindu yang  berdinas dan bertugas  di Pangkalan  TNI AU Adisutjipto  Yogyakarta,di samping itu  juga merupakan  kebijakan dari pimpinan TNI Angkatan Udara untuk menyiapkan sarana tempat ibadah bagi prajurit TNI beserta keluarganya  yang beragama Hindu dalam bentuk Pura, Mengingat di pangkalan TNI AU Adisutjipto belum Memiliki pura sebagai tempat untuk melakukan persembahyangan, Pembinaan Mental bagi Prajurit TNI AU beserta keluarganya,Karbol AAU,dan Siswa Sekolah penerbang khususnya  yang beragama Hindu ,untuk itu sangat dibutuhkan adanya tempat Ibadah/pura.

Pura Vaikuntha Vyomantara  di Pangkalan TNI AU Adisujtipto Yogyakarta dirintis dan didirikan dalam waktu yang cukup panjang mulai  tahun 1997 sampai tepatnya  23 Mei 2007 dapat dilaksanakannya proses peletakan Batu pertama berdirinya Pura Vaikuntha Vyomantara oleh komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Marsma TNI Benyamin Dandel,S.IP selaku Komandan pangkalan TNI AU Adisutjipto. Pada acara peletakan batu pertama berdirinya  Pura  Vaikuntha Vyomantara  dihadiri oleh seluruh Pejabat dilingkungan Lanud Adisutjipto, PHDI DIY,PHDI Kabupaten dan Kota Se-DIY dan Peguyuban Umat Hindu lanud Adisutjipto “Dharma laksana” dan masyarakar Hindu sekitarnya.


Nilai Penting/Keunikan :
Berdasarkan keterangan pengurus Pura atau disebut dengan Pengempon Pura, Vaikuntha Vyomantara di­bangun atas kebutuhan umat Hindu yang berdinas dan bertugas di Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogya­karta. Di samping itu didi­rikannya pura ini juga me­ru­pakan kebijakan dari pim­pinan TNI Angkatan Udara untuk menyiapkan sarana tempat ibadah bagi prajurit TNI beserta keluarganya yang beragama Hindu dalam bentuk Pura, mengingat di pangkalan TNI AU Adisutjipto belum memiliki pura sebagai tempat untuk melakukan persembahyangan, pem­binaan mental bagi Prajurit TNI AU beserta keluarganya, Karbol AAU, dan Siswa Se­kolah penerbang khususnya yang beragama Hindu.

Opini :
Bangunan pura ini indah dan menjadi tempat ibadah yang nyaman dan aman bagi umat beragama hindu, keunikan pura yang berada di kawasan TNI semoga dapat betul –betul dapat dimanfaatkan dan difungsikan dengan sebaik-bainya Untuk melaksanaakan fungsi pembinaan mental ( Bintal ) bagi prajurit TNI AU beserta keluarganya, para Karbol  AAU, Siswa Sekolah penerbang khususnya yag beragama Hindu untuk dapat berperan dalam menyiapkan insan prajurit yang Sapta Marga, Pancasilais serta memiliki mental yang prima.

Senin, 03 Oktober 2016

Museum Wayang Kekayon

                                         Museum Wayang Kekayon Yogyakarta
Museum Wayang Kekayon Yogyakarta adalah museum mengenai wayang yang ada di kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Raya Yogya-Wonosari Km. 7, kurang lebih 1 km dari Ring Road Timur. Museum yang didirikan pada tahun 1990 ini memiliki koleksi berbagai wayang dan topengserta menampilkan sejarah wayang yang diperkenalkan mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-20. Wayang-wayang di dalam museum ini terbuat baik dari kulit, kayu, kain, maupun kertas.
Sama halnya dengan museum Wayang di Jakarta, museum ini mempunyai beberapa jenis wayang, seperti: wayang Purwa, wayang Madya (menceritakan era pasca perang Baratayuda), wayang Thengul, wayang Klithik (mengisahkan Damarwulan dan Minakjinggo),wayang beber, wayang Gedhog (cerita Dewi Candrakirana), wayang Suluh (mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia), dan lain lain. Berkaitan dengan wayang Purwa, museum ini memiliki beberapa poster yang menggambarkan strategi perang yang dipakai dalam perang Baratayuda antara keluarga Pandawa dan Kurawa, yaitu: strategi Sapit Urang dan strategi Gajah.
Biaya Masuk
·         Pelajar/umum: Rp. 7.000,-/orang 
·         Wisatawan asing: Rp. 10.000,-/orang
·         Biaya membawa kamera: Rp. 10.000,-
·         Rombongan: via konfirmasi ke pengelola museum
Jam Buka Museum
·         Selasa – Minggu pukul 08.00 - 15.00 WIB
·         Hari Senin: Tutup
Kontak
·         Alamat: Jl. Raya Yogya - Wonosari Km. 7, No. 277 Bantul Yogyakarta
·         Telp. (0274) 2672900, 379058, 0811255151
·         Email: museumwayangkekayon@gmail.com  
·         Facebook: Museum Wayang Kekayon Yogyakarta 
Akses: 



Lokasi Museum Kekayon yang tepat berada tepat di jalan utama penghubung Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Gunung Kidul, memudahkan akses menuju museum ini. Dari bandara Adi Sucipto, museum ini berjarak 6 Kilometer. Sedangkan dari terminal bus Giwangan berjarak 5 kilometer. Bila Bila ditempuh dari stasiun Tugu, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta sekitar 10 Kilometer. Anda dapat menggunakana kendaraan pribadi, angkutan umum jurusan Yogyakarta-Wonosari, atau taksi untuk lebih cepatnya.

Sejarah:
Pendiri Museum Wayang Kekayon adalah Soejono Prawirohadikusumo. Inspirasi museum diperoleh saat studi di Gronigen, Belanda pada tahun 1966-1967. Pada waktu itu seorang direktur Rijksmuseum, Amsterdam mengemukakan adalah dosa bila di Yogyakarta tidak memiliki museum wayang dan mendirikan museum pribadi bukanlah persoalan kaya atau berduit, tetapi persoalan motivasi, ketekunan, dan kesabaran.
Contoh konkret adalah seorang amtenar di Purworejo berbekal ketekunan yang luar biasa dapat mempunyai koleksi yang sangat besar dan bernilai; di kemudian hari dihadiahkan kepada Museum Nasional di Jakarta. Amtenar tersebut bukan seorang miliarder, dia hanya seorang pegawai biasa. Namun selama puluhan tahun dia membeli koleksi dari sisa gajinya. Keberhasilannya mengoleksi adalah berkat ketekunan, kesabaran, motivasi, dan panjangnya tahun.
Demikian ucapan direktur tersebut telah memberi inspirasi kepada sang pendiri untuk mewujudkan sebuah museum wayang di Yogyakarta. Setelah melalui waktu yang cukup panjang yakni seperempat abad kemudian Museum Wayang Kekayon pun akhirnya berdiri dan diresmikan oleh Gubernur DIY pada waktu itu yaitu Paku Alam VIII pada tanggal 5 Januari 1990. Museum mulai beroperasi sepenuhnya 1,5 tahun kemudian.
 



Keunikan:

Didalam museum ini terdapat 101 wayang kurawa lengkap dan berbagai patung wayang serta cerita singkatnya di tempel di kaca . Alur dari wayang pertama hingga modern terdapat dalam museum ini. dengan hanya membayar 7.000 kita sudah dapat guide yang menjelaskan dan kita dapat bertanya tentang wayang yang ada disana. Tidak hanya wayang, ada juga beberapa lukisan wayang yang menggambarkan sebuah cerita.

Karakter wayang :
Hanoman.

Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.

Kelahiran


Pentas Ramayana di Candi Prambanan, YogyakartaPentas Ramayana di Candi Prambanan, YogyakartaAnjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.

Mengabdi pada Sugriwa


SugriwaSugriwaBayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.

Melawan Alengka


Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.

Tugas untuk Hanoman


Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana , adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.

Anggota Keluarga


Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan memiliki dua orang anak. Yang pertama bernama Trigangga yang berwujud kera putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari membakar Alengka, Hanoman terbayang-bayang wajah Trijata, puteri Wibisana yang menjaga Sita. Di atas lautan, air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjadi Trigangga. Trigangga langsung dewasa dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat dan memihak Alengka melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil menculik Rama dan Laksmana namun dikejar oleh Hanoman. Narada turun melerai dan menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera putih tersebut. Akhirnya, Trigangga pun berbalik melawan Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti , yang baru muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa menemukan kembali pusaka Yudistira yang hilang bernama Kalimasada. Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati.

Kematian


Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian.

Opini:


Museum wayang ini sudah bagus tetapi tempatnya yang cukup jauh dari pusat kota. biaya masuknya lebih mahal dari museum yang lain tetapi kita memang sudah mendapatkan guide yang mengantar kita selama didalam museum. Pelayanannya juga ramah dan tempatnya bersih tetapi kurang terang jika memasuki sore. Semoga tempat ini lebih direnovasi dan ditambah lagi fasilitasnya sehingga akan menambah jumlah wisatawan yang berkunjung.




Sumber:

http://sobatjogja.com/wisata-sejarah-dari-museum-wayang-kekayon-yogyakarta/
https://gudeg.net/direktori/590/museum-wayang-kekayon.html
https://www.facebook.com/notes/wayang-nusantara-indonesian-shadow-puppets/anoman-hanuman-dalam-pewayangan-jawa/225512641109/


Museum UGM

Museum UGM

Definisi:
Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu universitas tertua di Indonesia yang tentunya memiliki banyak sejarah. Sejarah ini tidak luput dari kisah-kisah para pejuang bangsa dan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Universitas Gadjah Mada ini juga disebut sebagai Universitas Perjuangan, Universitas Nasional, Universitas Kerakyatan, Universitas Pancasila, dan bahkan Universitas Kebudayaan. Untuk menjaga kelima jati diri Universitas Gadjah Mada tersebut, maka dibangunlah sebuah sarana yang efektif dan efisien untuk senantiasa mentransformasikan kelima jati diri itu, yaitu Museum UGM.

Denah:
Alamat: Universitas Gajah Mada, Bulaksumur, Blok D-6 & D-7, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telepon: (0274) 588688
Jam Buka:

Selasa
09.00–16.00
Rabu
09.00–16.00
Kamis
09.00–16.00
Jumat
09.00–16.00
Sabtu
Tutup
Minggu
Tutup
Senin
09.00–16.00


Akses:
Akses menuju museum UGM cukup mudah, karenaletak museum yang didalam komplek GSP. 
Jika wisatawan akan berkunjung ke museum UGM sampai jogja menggunakan kereta, dapat berhenti si stasiun Tugu maupun Lempuyangan. 

Dari stasiun Lempuyangan, wisatawan dapat menunggunakan jasa ojek seharga 30.000 dan taxi 50.000. Untuk stasiun Tugu memakai biaya transport yang sama tetapi terkadang lebih mahal sampai selisih harga 10.000.

Sejarah :

Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah universitas negeri tertua dan terbesar di Indonesia. Dalam sejarah pendiriannya, UGM tidak terlepas dari peran para tokoh  pejuang dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Berbagai tokoh pejuang perang kemerdekaan telah berjasa melahirkan Universitas Gadjah Mada. Maka tidak heran bila Universitas Gadjah Mada dikatakan sebagai Universitas perjuangan dan berkerakyatan. Di samping itu, UGM juga menjadi media transformatif dalam bidang keilmuan, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Dengan peran yang dimiliki oleh UGM telah mendekatkan diri dengan masyarakat karena telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan. Dokumentasi yang melimpah tentang sumbangsih UGM baik dalam pengabdian masyarakat, pendidikan, dan penelitian perlu dikenalkan, dikelola, dan dibudidayakan supaya tetap terpelihara. Sehingga, masyarakat bisa mengenal lebih dekat lagi melalui rekam jejak UGM dan sumbangsihnya dari masa ke masa.

Sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak terlepas dari peran para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kiprah UGM dari berdiri hingga saat ini menjadi tongak sejarah dan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. UGM lahir tidak semata-mata untuk pendidikan dan pengajaran tetapi sebagai tongak kebangkitan pendidikan nasional. Lahirnya UGM pada tanggal 19 Desember 1949 sebagai salah satu bukti kebangkitan pendidikan nasional di Yogyakarta. Pasca agresi Militer Belanda ke-2, 19 Desember 1948, menyebabkan lumpuhnya Ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta. Dalam hal ini, gagasan lahirnya UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional, universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Kebudayaan menjadi bagian yang integral dan fundamental dalam proses perjalanan bangsa. Sri Sultan HB IX berperan secara signifikan dalam pendidikan dengan membuka keraton sebagai tempat belajar dan mengajar yang selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya UGM. Perjalanan UGM dalam mengukir peradaban dan sumbangsihnya di bidang keilmuan, kebangsaan, pendidikan, pengabdian, dan penelitian sampai sejauh ini masih belum banyak dipahami oleh masyarakat dan kalangan civitas akademika UGM sendiri.

Keunikan:
Yang menarik, di museum ini ada Ruang Barry, Barrack Obama kecil. Di dalam ruangan tersebut,  terdapat tempat tidur yang pernah digunakan Obama. Pada waktu libur panjang puasa tahun 1967-1969, Barrack Obama sering berkunjung ke Yogyakarta dan menginap di rumah Iman Soetiknjo, paman tirinya.
Museum yang satu ini tergolong unik. Karena bangunannya yang berbentuk rumah kuno khas Jawa dan lokasinya yang strategis,  di kompleks universitas.Sejauh ini, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Ini terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang. Mulai pelajar sekolah dasar sampai turis asing. Pada beberapa bulan yang lalu, ada belasan warga pelajar Amerika Serikat yang exchange ke Yogyakarta dan menyempatkan diri mengunjungi museum. Bahkan Maya Soetoro, adik Barrack Obama Juni 2014 lalu menyempatkan diri mampir ke Museum UGM. Saat itu, Maya Soetoro merasa senang bisa mengunjungi Yogyakarta, setelah 23 tahun yang lalu.
Museum UGM diresmikan pada Dies Natalis UGM ke-64, tepatnya pada 19 Desember 2013. Kehadiran Museum UGM
ini menambah jumlah museum yang dimiliki UGM. Yakni, Museum Biologi, Museum Peta, Museum Gumuk Pasir (Geospasial) Parangtritis, Museum Kayu Wanagama, dan Museum Paleoantropologi. Dengan adanya Museum UGM, saat ini di DIY terdapat 45 buah museum. Karena, dari jumlah itu, 33 museum telah masuk organisasi museum yang diberi nama Badan Musyawarah Museum (Barahmus) DIY.

Opini:


Menurut saya museum UGM sudah menjadi museum yang cuup baik dengan sudah cukup anyak koleksi yang dapat memberikan kita edukasi tentang bagaimana sejarah UGM dan tokoh-tokoh penting yang berjasa atas terbentuk serta berkembangnya Universitas Gadjah Mada. Tetapi, saat ini masih sedikit mahasiswa UGM yang mengenal museum kampusnya. Bahkan beberapa dari mereka tidak mengetahui keberadaan museum tersebut. Sebuah kenyataan yang miris saat mahasiswa tidak mengetahui di mana tempat yang menyimpan berbagai sejarah berdirinya UGM, kampus mereka sendiri. Padahal ada banyak cara agar mahasiswa lebih mengenal museumnya. Contohnya saat Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB), mahasiswa baru dapat diajak ke museum tersebut. 

Sumber: